Cinta Nggak Bisa Dipaksa
Cinta yang selama ini aku jalani
dengannya berjalan seperti apa adanya dan semestinya, karena memang aku
mencintainya, tetapi tak tahu dengannya. Hingga suatu hari, ia selalu sibuk
dengan kerjaannya sepulang sekolah. Bayangkan saja, pagi sampai siang sekolah
pulang sekolah sampai malam bantu orang tuanya dan setelah itu ia tertidur.
Sedikit sekali waktu yang tersisa untukku bahkan bisa dihitung dengan waktu,
aku merenungi itu tak cukup hanya 1 hari saja,
Tetapi berminggu-minggu sekali
pun ia tak memperhatikan itu. Sampai saatnya datang, seorang cowok yang bisa
dikatakan tampan, sopan dan mengerti segalanya tentang aku hadir dalam hidupku.
Semula aku tak tahu akan semua itu, tapi ternyata dibalik kemelut ‘sahabat’ yang
ia pergunakan, ternyata ia menaruh rasa kepadaku.
“aku masih mencintai Imam” kata
Anisa saat Paung mengungkapkan perasaannya di malam minggu itu.
“aku tak memaksa kamu nis, yang
jelas aku udah bilang semua tentang Imam yang aku tahu, aku juga nggak memaksa
kamu buat nrima aku, aku bakal nunggu kamu sampai kapanpun, aku juga bisa bantu
kamu buat ngelupain Imam” ucap Paung dengan kesungguhannya yang semakin
membuatku bingung. Please….. Bantu aku, jalan mana yang harus aku tempuh..??
“baiklah ung, aku bakal berusaha
buat itu”
“kamu bersungguh-sungguh nisa..?”
“iya, bantu aku agar bisa
melupakan Imam”
“aku akan berusaha nis, makasih
sayang”
Saat itu pula aku memutuskan
hubungan itu dengan Imam yang sesungguhnya masih sangat aku cintai. Semula Imam
menolak, dan akhirnya ia menerima semua itu meski tak rela. Aku menjalani
hubungan resmi pacaran dengan Paung, tak ada seminggu mungkin selama itu
pula aku masih tak pernah bisa melupakan Imam dihatiku, susah
rasanya. Malam itu, aku bulatkan tekad untuk memutuskan hubungan dengan Paung,
karena sesungguhnya aku tak mencintai Paung melainkan hanya menganggapnya
sebagai sahabat.
“ung, maafin aku sebelumnya”
“maaf buat apa nis..?”
“aku belum bisa ngelupain Imam,
aku masih sangat mencintai Imam, aku harap kamu ngerti, aku pengen kita
sahabatan aja seperti dulu, karena memang aku selalu menganggapmu sebagai
sahabat”
“ya udah, klo memang itu
keputusan yang menurutmu baik, aku nggak maksa kamu buat kembali ke Imam. Aku
Cuma berdo’a semoga kamu baik-baik aja sama dia”
“makasih ung, kamu dah ngertiin
aku”
Rasa menyesal, benci pada diri sendiri, merasa
bersalah sama semuanya tercampur menjadi satu dalam diri ini. Kenapa aku tak
pernah memikirkan akibatnya dalam melakukan suatu tindakan, kenapa harus
jadinya seperti ini, yang akhirnya aku tak pernah bisa melupakan Imam dihati
ini. Imam… aku ingin kamu kembali disisiku, karena sesungguhnya aku masih
mencintaimu. Saat itu pula ketika aku sedang merenung, Imam meneleponku.
“hallo,, nis, kamu tak ingin berubah fikiran buat aku,
aku sayang banget sama kamu, aku dah berkali-kali buat ngelupain kamu tapi gak
pernah bisa,, pliss… terima aku lagi dihatimu nis, aku nggak bisa hidup
tanpamu…”
“aku.. Nggak tahu mam”
“jawab jujur nis, kamu masih sayang kan sama aku?”
“aku nggak tahu mam”
“jawab jujur nis, pliss…”
“iya, aku masih sayang sama kamu, aku nggak bisa
ngelupain kamu mam”
“tapi kenapa kamu bohongin perasaan kamu
sendiri, kenapa kamu paksa hati kamu buat pacaran sama cowok laen?”
“dari mana kamu tahu?”
“semua tentang kamu aku tahu nis, aku juga tahu kamu
pacaran sama Paung”
“maafin aku Mam, aku nggak tahu harus gimana lagi,
yang jelas saat itu kamu nggak pernah ada disaat aku butuh, kamu selalu sibuk
dengan urusanmu sendiri, hingga aku di nomor 2 atau malah dinomor 5 kan, aku
nggak mau mam, aku pengen kamu perhatian sama aku, seperti dulu”
“iya, aku juga ngerti, aku minta maaf nis, aku sayang banget sama kamu, kamu jangan pergi lagi
dari aku nis”
“aku juga sayang banget sama kamu mam” ucapku lirih
saat menahan tangis.
Mulai saat itu pula aku kembali
kepada imam, karena sesungguhnya hatiku hanya untuknya, dan cinta nggak bisa
dipaksakan. Karena dari itu, cinta disebut dengan cinta buta, yang tak pernah
melihat seseorang dari tampang, tapi dari hati, sebaik apapun seseorang itu,
jika memang hati kita tak pernah menginginkan dia, maka cinta itu tak akan
pernah tumbuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar